Karena Dia - Eps. 01. Rapat

by - February 03, 2017


Sore itu, jam masuk berbunyi tanda jam istirahat telah usai, seluruh siswa mulai memperlambat langkah untuk kembali ke kelas. Oh iya, aku sekolah di salah satu SMA swasta di kota Bandung, karena kalau masu negeri NEM ku tidak mencukupi, hehe. Di SMA ini jam sekolah ku adalah siang, dari jam setengah satu sampai setengah enam, soalnya kalau pagi gedung sekolah dipake oleh anak SMP. Mari kita kembali ke kelas, sebelum pelajaran selanjutnya dimulai tiba-tiba Pak Irpan masuk ke kelas.

"Pengumumman, buat anggota OSIS pulangnya jangan dulu pulang, kumpul dulu di kelas IPS 2." Kata Pak Irpan
"Oh iya pak." Kata Adit yang tak lain adalah anggota OSIS.
"Tuh OSIS... dengerin." Kata Fahmi, dengan nada seperti meledek.

Oh iya, aku juga adalah bagian dari OSIS menjabat sebagai wakil ketua SekBid 2 yang sebentar lagi akan sertijab (Serah Terima Jabatan) jadi ketua, keren kan? ... bagiku mengerikan,

Biar ku perkenalkan siapa Adit. Namanya Aditya Permana Sidik, tingginya nggak tau berapa, yang pasti lebih tinggi dari ku yang 164cm, dia adalah teman pertama ku ketika aku masuk SMA ini, ya dari kelas 10 hingga sekarang kelas 11, aku selalu duduk sebangku dengannya. Selain tinggi dia juga memiliki kulit yang gelap, aku tidak ingin menyebutnya hitam .. ( eh barusan kusebut, hehe maafkan). Di kelas Adit dipanggil dengan panggilan "Adit Hideung" yang aritnya "Adit Hitam", karena kulitnya yang memang coklat gelap. Rumor yang beredar, alasan kenapa kulit Adit hitam adalah karena dia menyerap warna dari rumahnya yang dicat warna hitam, adapula rumor yang mengatakan bahwa dulu ketika Adit lahir, sebenarnya dia putih, tapi seketika terjadi pemadaman listrik sehingga mengakibatkan lampu rumah sakit ikut padam, akhirnya ruangan gelap, dan suansan yang gelap itu membuat Adit jadi hitam. Seperti itulah rumor yang beredar tentang Adit dan kulitnya yang hitam. Mari kita kembali ke kelas, yang sebentar lagi bel pulang akan berbunyi.

Jujur saja, aku tidak pernah tertarik dengan ikut organisasi seperti OSIS atau organisasi lainnya, karena aku punya pemikirran, jika aku mengikuti kegiata ke organisasian hari-hariku hanya berisi rapat, rapat dan rapat, duduk menatap kekosongan, karena raga ikut rapat tapi pikiran melayang ingin kabur dari rapat, dan itu bagiku sangat membosankan dan juga pegal. Sepertinya iku keorganisasian seperti ini bukanlah duniaku. Lalu bagaimana sekarang aku bisa masuk ke dalam OSIS bahkan sebentar lagi akan menjabat menjadi ketua Sekbid, aneh kan? Nanti akan ku ceritakan.

Kembali ke bangku ku, aku duduk bersama Adit di bangku paling depat dekat dengan pintu agar bisa memantau adik kelas bahkan guru yang berjalan mendekati wilayah kelas kami.

"Rapat lagi?" Kataku sambil membereskan buku.
"Mau gimana lagi, kan tinggal sebentar lagi acaranya." Kata Adit
"Yawess, yawesss..." Kata ku.

Bel pulang sudah berkumandang, saatnya aku untuk pulang tapi mampir dulu ke ruang IPS, rapat dulu baru pulang. Rapatnya cuman ngebahas masalah kesiapan anggota OSIS soal LKS nanti. LKS disini bukan singkatan dari Lembar Kerja Siswa, tapi sebuah kegiatan Latihan Kepemimpinan Siswa, sebuah kemah siswa yang bernuansa militer di kaki gunung.

“Bagaimana kemajuannya?” Tanya pak Irpan.
“Sudah terkumpul semua pak, soal peralatan. Tinggal Tenda doang pak.” Kata Wawan selaku ketua osis saat itu.

Entah aku merasa jengkel dengan rapat sore ini, isi rapat selalu sama dan pertanyaan juga sama.. dan jawaban juga selalu sama. Ini seperti membuang – buang waktu, kenapa tidak bertanya langsung saja ke Wawan, jika rapat hanya ingin membahas hal itu? Toh yang ingin ditanyakan hanya soal kesiapan, dan jawaban juga sama. Ah~~ Mungkin itu perlu dirapatkan, bagiku itu membuang – buang waktu.
Kulihat jam sudah menunjukkan pukul tujuh, rapat juga sudah selesai … waktunya aku untuk pulang. Kunyalakan motor dan kulaju perlahan motorku sambil menikmati warna-warni lampu jalanan… ahh~~

-ooo-

0 comments