Powered by Blogger.
  • Home
  • Tentang
  • Kategori
    • Karena Dia
    • Category
    • Category
  • Kontak
facebook twitter instagram pinterest bloglovin Email

Witchshunter

Sebuah blog yang isinya kenangan yang dituang lewat sebuah tulisan

Hari – hari ku sekarang banyak di isi dengan rapat, rapat, dan rapat, lama – lama jadi terasa membosankan, buat lolos  dari rapat pun agak sedikit susah, karena posisi ku yang sedang menjadi wakil ketua sekbid. Tema rapat masih sama, kesiapan osis, pelaratan yang kurang, dan jumlah siswa yang tidak bisa ikut. Mari kita lewati hari – hari ku yang penuh rapat ini dan lompat ke hari H dimana LKS sudah dimulai, kuyakin kalian setuju.

Seluruh siswa kelas 10 sudah dikumpulkan dilapangan sekolah. Aku memegang dua jobdesk sekaligus, jobdesk utama sebagai dokumentasi, sedangkan jobdesk kedua sebagai among cadangan. Among(Semacam kakak pembimbing di suatu kelompok). Awalnya aku senang karena kebagian menjadi among utama, tapi berubah jadi kecewa karena gak jadi, mendadak Sari ingin ikut gabung, Sari adalah perwakilan dari ketua eskul, diminta bergabung karena anggota Osis masihlah kurang untuk acara ini, dan sialnya dia mau untuk gabung, lalu dipercaya menjadi among kelompok perempuan kelas X-4 menggantikan ku.

“Zan kamu jadi dokumentasi, merangkap aja jadi among cadangan.” Kata Wawan, saat rapat sebelumnya
“Lah kok? Kenapa? Bukannya among utama?” tanyaku
“Iya kan udah ada Sari, jadi dia yang gantiin kamu, lagian kamu cowok, jadi gak enak aja cowok jadi among perempuan, biar Sari aja.”
“Oh begitu, yasudah …” Aku yang malas berdebat, dan mengangguk tanda setuju.

Kelas X-4 adalah kelasnya Rissa, iya aku senang karena dipercaya memegang kelompok perempuan kelas X-4, tapi gak jadi karena datangnya Sari. Tugas among cadangan hanya menggantikan among-among utama yang lain, ketika mereka sakit atau kelelahan, yak cuman sebatas itu, dan jobdesk dokumentasi yaa cuman foto-foto, jadi gak bisa buat perhatian atau deket ama Risa.

Tapi, mari kita syukuri jobdesk ini, toh yang penting masih bisa liat Risa, dan mendapatkan gambarnya sebanyak yang aku inginkan dan tak akan dikira stalker atau orang aneh, hahaha.

Setelah seluruh siswa di absen akhirnya kita berangkat ke tempat kemah, kita berangkat menggunakan truk, agar tidak terjadi pelecehan seksual dan colek – colekkan truk untuk perempuan dan lai-laki dipisah. Para guru, Pembina Osis, dan beberapa anggota Osis sudah duluan berada di lokasi kemah, untuk membantu mendirikan tenda. Tidak sampai satu jam kita sudah sampai di tempat kemah. Tempat kemah kita, di daerah gunung Manglayang, Batu Kuda nama nya. Selain tempat wisata, tempat ini juga dijadikan tempat kemah. Dipilih karena tempatnya pas, tempat ini juga belum terlalu ramai, soalnya yang datang berwisata atau kemah disini masih sangatlah sedikit, bisa dihitung dengan jari, mungkin bukan tempat yang begitu populer untuk mendirikan tenda. Karena masih jarang kaki yang menginjak disini, tempat ini begitu asri, hijau nya belum tertumpuk banyak sampah, udaranya juga begitu segar...

-ooo-
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Siang ini langit sedang cerah-cerahnya, sang mentari pun sedang sombong-sombongnya memamerkan sinarnya, dan sekarang aku sedang berjaga di gerbang sekolah bersama beberapa anggota OSIS lainnya. Sudah menjadi aktivitas rutin kalau anggota Osis harus jaga di gerbang cuman buat menertibkan dan mencatat siswa yang tidak rapih atau tidak lengkap atributnya alias melanggar aturan sekolah, seperti baju keluar atau nggak pake nametag di bajunya, atau pake kostum hallowen ke sekolah.

“Nametag-nya mana?” Tanya Wati kepada salah satu murid.
“Ada di tas.” Jawab dia
“Kenapa gak dipasang?”
“Copot, hehehe… ” jawba dia cengengesan

Ya kadang ada murid yang nametag-nya gak jahit, cuman di temple doang dengan selotip ganda. Bel masuk sudah berkumandang, pekerjaan selesai. Ku bawa buku catatan Osis ke ruang Osis, lalu belok ke mushola dan sholat, selesai sholat aku kembali ke kelas, ternyata guru belum datang.

“Eh belum ada?” Tanyaku sambil melihat bangku guru yang masih rapih,
“Belum, udah biarin weh … jangan dipanggil.” Kata Ulpah.

Aku biasa memanggil guru, kalau sang guru tercinta belum juga datang setelah bel bunyi.

“Yasudah …” Kataku

Kembali ke stasiunku, ku duduk mencari kenyamanan selagi guru belum datang. Sudah menjadi tradisi kelas di seluruh dunia, jika guru belum masuk artinya kericuhan dan kegaduhan kelas adalah hal yang harus terjadi, jika tidak ricuh artinya
"ada PR yang sedang dikerjakan secara berkelompok".
Belum sampai 15 menit, sang guru yang kehadirannya tidak terlalu dinanti akhirnya datang. Setelah sang KM (Ketua Murid) memimpin doa, akhirnya kegiatan belajar mengajar pun di mulai. Pelajarannya gak usah dijelasin ya? Kan bukan artikel pembelajaran, ya ya ya? … Aku anggap kalian setuju.

Bel istirahat akhirnya berbunyi, tanda lonceng kemerdekaan bagi seluru siswa yang suntuk karena belajar.

“Daks, kantin yuu ..” Kata Adit mengajak kita. (Daks adalah singkatan dari kata “Barudaks”)

Tak perlu dijawab, Bahasa tubuh kami sudah mewakili menjawab pertanyaan Adit tersebut. Berangkat bersama menuju kantin seperti biasa, menu kita selalu sama yaitu batagor, bedanya cuman jenis pilihannya, batagor kuah dan batagor biasa. Beli batagor 2 ribu rupiah pun dikantin sudah bisa bikin kenyang, 3 ribu bisa lebih kenyang karena bisa ditambah baso (aneh bukan? batagor bisa dicampur pake baso? kantin sekolah ku memang terbaik). Sebelum kembali ke kelas, seperti biasa kita suka mampir dulu ke mushola buat sholat berjamaah bareng. Di mushola sambil menunggu antrian buat wudhu, aku bertemu Rissa.

Zaman SMA memang zaman yang paling asik, selain kita harus serius buat belajar biar bisa masuk ke Universitas yang di cita-citakan, kita juga udah mulai mengenal arti kata cinta, sakit hati, cemburu, matematika, fisika, kimia, biologi, ekonomi, geografi lebih mendalam lagi. Oh iya, Rissa adalah gebetan atau kecengan pertamaku ketika masa SMA dulu, dia adalah manusia paling imut menurut versiku, bertubuh kecil dan berkulit putih sangat putih seputih vampir, dan memiliki tahi lalat dibawah bibirnya.

“Hey …” sapaku pada dirinya,
“eh kak.” Kata Rissa dengan senyum manisnya.
“Sholat ?” tanyaku padanya.
“Iya kak ..”
“Ikut gak LKS ntar?” tanyaku memastikan dia ikut atau nggak,
“InsyaAllah kak.” Jawabnya

Gak sadar, antrian sudah kosong, sekarang giliran ku untuk wudhu dan pergi sholat. Setelah sholat, perjalanan selanjutnya adalah kelas dan belajar lagi...

“Hari ini kita rapat kagak ?” tanyaku pada Adit
“Hahaha … kagak, hari ini free.” Kata Adit.
“Ahhh, syukurlah.. berarti hari ini pulang cepet.” Kataku penuh syukur Alhamdulillah.

Pulang sekolah hari ini terasa sangat normal, karena tidak di isi dengan rapat.

-ooo-
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Sore itu, jam masuk berbunyi tanda jam istirahat telah usai, seluruh siswa mulai memperlambat langkah untuk kembali ke kelas. Oh iya, aku sekolah di salah satu SMA swasta di kota Bandung, karena kalau masu negeri NEM ku tidak mencukupi, hehe. Di SMA ini jam sekolah ku adalah siang, dari jam setengah satu sampai setengah enam, soalnya kalau pagi gedung sekolah dipake oleh anak SMP. Mari kita kembali ke kelas, sebelum pelajaran selanjutnya dimulai tiba-tiba Pak Irpan masuk ke kelas.

"Pengumumman, buat anggota OSIS pulangnya jangan dulu pulang, kumpul dulu di kelas IPS 2." Kata Pak Irpan
"Oh iya pak." Kata Adit yang tak lain adalah anggota OSIS.
"Tuh OSIS... dengerin." Kata Fahmi, dengan nada seperti meledek.

Oh iya, aku juga adalah bagian dari OSIS menjabat sebagai wakil ketua SekBid 2 yang sebentar lagi akan sertijab (Serah Terima Jabatan) jadi ketua, keren kan? ... bagiku mengerikan,

Biar ku perkenalkan siapa Adit. Namanya Aditya Permana Sidik, tingginya nggak tau berapa, yang pasti lebih tinggi dari ku yang 164cm, dia adalah teman pertama ku ketika aku masuk SMA ini, ya dari kelas 10 hingga sekarang kelas 11, aku selalu duduk sebangku dengannya. Selain tinggi dia juga memiliki kulit yang gelap, aku tidak ingin menyebutnya hitam .. ( eh barusan kusebut, hehe maafkan). Di kelas Adit dipanggil dengan panggilan "Adit Hideung" yang aritnya "Adit Hitam", karena kulitnya yang memang coklat gelap. Rumor yang beredar, alasan kenapa kulit Adit hitam adalah karena dia menyerap warna dari rumahnya yang dicat warna hitam, adapula rumor yang mengatakan bahwa dulu ketika Adit lahir, sebenarnya dia putih, tapi seketika terjadi pemadaman listrik sehingga mengakibatkan lampu rumah sakit ikut padam, akhirnya ruangan gelap, dan suansan yang gelap itu membuat Adit jadi hitam. Seperti itulah rumor yang beredar tentang Adit dan kulitnya yang hitam. Mari kita kembali ke kelas, yang sebentar lagi bel pulang akan berbunyi.

Jujur saja, aku tidak pernah tertarik dengan ikut organisasi seperti OSIS atau organisasi lainnya, karena aku punya pemikirran, jika aku mengikuti kegiata ke organisasian hari-hariku hanya berisi rapat, rapat dan rapat, duduk menatap kekosongan, karena raga ikut rapat tapi pikiran melayang ingin kabur dari rapat, dan itu bagiku sangat membosankan dan juga pegal. Sepertinya iku keorganisasian seperti ini bukanlah duniaku. Lalu bagaimana sekarang aku bisa masuk ke dalam OSIS bahkan sebentar lagi akan menjabat menjadi ketua Sekbid, aneh kan? Nanti akan ku ceritakan.

Kembali ke bangku ku, aku duduk bersama Adit di bangku paling depat dekat dengan pintu agar bisa memantau adik kelas bahkan guru yang berjalan mendekati wilayah kelas kami.

"Rapat lagi?" Kataku sambil membereskan buku.
"Mau gimana lagi, kan tinggal sebentar lagi acaranya." Kata Adit
"Yawess, yawesss..." Kata ku.

Bel pulang sudah berkumandang, saatnya aku untuk pulang tapi mampir dulu ke ruang IPS, rapat dulu baru pulang. Rapatnya cuman ngebahas masalah kesiapan anggota OSIS soal LKS nanti. LKS disini bukan singkatan dari Lembar Kerja Siswa, tapi sebuah kegiatan Latihan Kepemimpinan Siswa, sebuah kemah siswa yang bernuansa militer di kaki gunung.

“Bagaimana kemajuannya?” Tanya pak Irpan.
“Sudah terkumpul semua pak, soal peralatan. Tinggal Tenda doang pak.” Kata Wawan selaku ketua osis saat itu.

Entah aku merasa jengkel dengan rapat sore ini, isi rapat selalu sama dan pertanyaan juga sama.. dan jawaban juga selalu sama. Ini seperti membuang – buang waktu, kenapa tidak bertanya langsung saja ke Wawan, jika rapat hanya ingin membahas hal itu? Toh yang ingin ditanyakan hanya soal kesiapan, dan jawaban juga sama. Ah~~ Mungkin itu perlu dirapatkan, bagiku itu membuang – buang waktu.
Kulihat jam sudah menunjukkan pukul tujuh, rapat juga sudah selesai … waktunya aku untuk pulang. Kunyalakan motor dan kulaju perlahan motorku sambil menikmati warna-warni lampu jalanan… ahh~~

-ooo-

Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Mari membuat pendahuluan sebelum memulai. Holaaa, namaku Putra. Nama panjangnya Putraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa. Sekarang aku tinggal di Bandung, baru selesai keramas pake shampoo natural mitu baby, belum menikah dan masih berstatus pelajar.

Siang ini langit Eropa sedang cerah-cerahnya, kita anggap saja begitu, tapi tidak dengan di Bandung. Sekarang (saat aku menulis ini) di Bandung, langitnya sedang di dominasi warna abu-abu bergadrasi dengan warna hitam.  Oh iya, Aku salah satu mahasiswa di universitas swasta di kota 
Bandung, mengambil jurusan informatika, dan sekarang lagi liburan semester, liburan nya cuman bentar, sedih. 

Dengan masih menyimpan rasa rindu dan sedikit rasa cemburu kepada dia aku mencoba mengingat dan menulis ulang cerita ku ini ke dalam tulisan, yang isinnya hanyalah sebuah kisah cinta dan juga romantika ketika masa – masa SMA dulu, (soalnya pas SMP kisah cintanya kurang menarik), tapi ada sih yang menarik, menarik perhatian lebih tepatnya namanya Dinda, wanita berambut pendek sebahu, menggunakan kacamata yang membuat ku jatuh hati ketika pandangan pertama, yang sekarang entah dia ada dimana.....

                Setiap orang punya cerita cintanya masing-masing ketika zaman sekolah dulu, dan mungkin cerita ku ini tidak terlalu menarik untuk kalian (readers), tapi bagiku, kenangan itu merupakan kenangan berharga. Sayanganya memoriku tak sebagus memori 32gb class 10, aku harus kembali lompat ke masa lalu dimana ada banyak kenangan yang harus ku ingat kembali untuk menulis cerita ini, tapi ku usahakan untuk ingat, semoga bisa, doain.

Tapi sebelum ku tulis ceritanya, aku harus melanjutkan tugas kuliah ku dulu....



-OOO-
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts

About me

About Me

Seseorang yang antusias dengan tidur, dan senang makan baso

Follow Me

  • facebook
  • twitter
  • instagram
  • Google+
  • pinterest
  • youtube

Popular Posts

  • Karena Dia - Eps. 01. Rapat
    Sore itu, jam masuk berbunyi tanda jam istirahat telah usai, seluruh siswa mulai memperlambat langkah untuk kembali ke kelas. Oh iya, ...
  • Karena Dia - Eps. 02. Rissa
    Siang ini langit sedang cerah-cerahnya, sang mentari pun sedang sombong-sombongnya memamerkan sinarnya, dan sekarang aku sedang berjaga di...
  • Pendahuluan 00
    Mari membuat pendahuluan sebelum memulai. Holaaa, namaku Putra. Nama panjangnya Putraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa. Sekarang aku tinggal di B...

Categories

Catatan Harian Karena Dia

Sponsor

Blog Archive

  • February 2017 (4)

Mengenai Saya

My photo
Arasanka
View my complete profile

Report Abuse

Created with by ThemeXpose | Distributed by Blogger Templates